
Kisah ini dialami oleh Randi bersama teman-temannya ketika mendaki Gunung Gede Pangrango pada malam 1 suro di tahun 2000.
Randi dan teman-temannya mulai mendaki pada saat malam hari pukul 23.00 lewat jalur cibodas. Sekitar pukul 3 subuh Randi dan teman-temannya sampai di pos terakhir untuk menuju puncak yaitu pos Kandang Badak. Sekitar 1 jam Randi dan teman-temannya beristirahat di Kandang Badak. Setelah beristirahat Randi dan teman-temannya pun melanjuti perjalanan nya menuju puncak Gunung Gede. Sesampainya di puncak pukul 6 pagi.
Dari puncak Randi merencanakan untuk bermalam di Surya Kencana tetapi beberapa temannya ingin bermalam di puncak, dan akhirnya Randi dan teman-temannya bermalam di puncak.
Keesokan harinya Randi dan teman-temannya turun ke Surya Kencana. Saat sampai di Surya Kencana ada beberapa teman Randi ingin bermalam lagi di Surya Kencana karena pada saat itu simaksi itu bebas. Kalo sekarang itu simaksi hanya 2 hari 1 malam. Tetapi Randi tidak ingin bermalam lagi karena sudah bermalam 1 hari.
Pada saat itu terjadi sedikit perdebatan terkait keputusan untuk bermalam lagi atau tidak. Dan akhirnya memutuskan untuk melanjuti perjalanan. pada saat menuju pintu ke jalan Gunung Putri, Randi dan teman-temannya melihat 1 tenda dan mendengar suara adzan magrib di radio.
Beberapa temannya Randi meminta untuk berhenti sejenak tetapi Randi pikir harus melanjuti perjalanan menuju Gunung Putri karena takut terlalu malam. Ketika sekitar 20 meter dari tenda tersebut tiba-tiba adik Randi yang bernama Rian terjatuh dan semuanya tertawa padahal itu pertanda buruk dan seharusnya pada adzan magrib itu berhenti dulu.